Senin, 14 Maret 2011

PARAGRAF INDUKTIF


 PENGERTIAN
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus  di atas.
CIRI-CIRI PARAGRAF INDUKTIF
¢Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
¢Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
¢Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
 Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
  Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
JENIS PARAGRAF INDUKTIF
Generalisasi
Analogi
Klasifikasi
Perbandingan
Sebab akibat
      1. Sebab akibat
      2. Akibat sebab
      3. Sebab akibat 1 akibat 2
MEMBACA PARAGRAF INDKUTIF
             Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.                                                                                                                           A.S. Broto (ed.)

 

Minggu, 13 Maret 2011

KATA PENGHUBUNG

MEMBACA KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF
Kampung Betawi setu babakan atau yang sekarang dikenal dengan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) merupakan keinginan dan aspirasi sejak lama dari warga dan tokoh Betawi. Hal ini mengingat tiadanya semacam Taman Miniatur Budaya Betawi, setelah Cagar Budaya Condet dinyatakan gagal dalam melaksanakan keinginan dan harapan tersebut.

PENGERTIAN
Kata penghubung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung disebut juga konjungsi.

JENIS KATA PENGHUBUNG 
1.Kata penghubung penggabungan
2.Kata penghubung pertentangan
3.Kata penghubung waktu
4.Kata penghubung tujuan
5.Kata penghubung syarat
6.Kata penghubung tak bersyarat
7.Kata penghubung sebab
8.Kata penghubung akibat
9.Kata penghubung pilihan
10.Kata penghubung perbandingan 
11.Kata penghubung penguatan 
12.Kata penghubung rincian 
13.Kata penghubung penegas atau penjelas 
14.Kata penghubung pembatasan 
15.Kata penghubung pengurutan 
16.Kata penghubung penanda pengutamaan 
17.Kata penghubung penanda contoh
18. Kata penghubung korelatif

misal: 
- Menyatakan hubungan kesetaraan: dan, lagi, lagi pula, serta, lalu, sambil
       - Menyatakan hubungan perlawanan : tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, 
          sedangkan, padahal 
- Menyatakan hubungan waktu : apabila, ketika, bilamana, sebelum, sejak, sesudah 
          - Menyatakan hubungan tujuan : supaya, agar, untuk, demi
          - Menyatakan hubungan sebab : sebab, karena, sebab itu, karena itu
          - Menyatakan hubungan akibat : sehinggga, sampai, maka
 


MENGENAL PARAFRASA

Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/ macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak berubah
4. bahasa/cara penyampaian berbeda
Berdasarkan jeisnya, parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.

Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks keseluruhan
2. menentukan pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan yang  hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan pokok pikiran
6. membentuk wacana sesuai keinginan

contoh

Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
   kudengar seru menderu
   dalam hatiku
   apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal
                      (Chairil Anwar)

parafrasanya menjadi:
Ketika sku berkaca, aku sangat terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka. Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu, dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara angin lalu?
Aku pun  mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya jadi mengental, sehingga segalanya tidak aku kenal.

KALIMAT TANYA

Pengertian
kalimat yang disampaiakan dengan maksud untuk mendapat jawaban yang berupa informasi, penjelasan, atau pertanyaan.

Ciri-ciri kalimat tanya:
1. menggunakan kata tanya (5W+1H)
2. membalikkan urutan kata
3. menambah kata buka/ tidak, partikel -kah
4. intonsi naik

Macam Kalimat Tanya
A. Kalimat Tanya Retorik
kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban/ tidak mengharuskan jawaban.
cirinya:
1. bentuknya pertanyaan dan penegasan
2. kadang menggunakan kata tanya
3. tidak memerlukan jawaban

B. Kalimat Tanya Biasa
kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban

C. Kalimat Tanya Konfirmasi
kalimat tanya yang digunakan untuk pembenaran/penegasan

D. Kalimat Tanya Klarifikas
kalimat tanya yang digunakan untuk penjernihan suatu hal

E. Kalimat Tanya Tersamar
kalimat yang berisi pertanyaan bukan untuk menggali informasi, klarifikasi, dan konfirmasi, melainkan mempunyai maksud tertentu.
misal:
- Bolehkah masakan ini saya coba? (meminta)
- Siapkah Anda berangkat pagi ini? (mengajak)
- Mana mungkin saya menolak ajakkanmu? (menyetujui)
- Haruskah aku sumpah pocong? (meyakinkan)



NEGOSIASI

PENGERTIAN
negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan perundingan guna mencapai kesepakatan bersama atara satu pihak dengan pihak yang lain.

UNSUR NEGOSIASI
1. ada dua pihak yang terlibat
2. ada kepentingan yang berbeda
3.  ada perundingan

PROSES NEGOSIASI
a. menyampaikan gagasan dengan kalimat santun
b. menyanggah mitra biacra dengan santun
c. mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra bicara
d. terjadi kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi

ada hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan negosiasi, diantaranya:
1) persiapan diri
2) saling menghormati
3) mematuhi aturan
4) usaha berdiskusi bukan debant
5) perlu kesabaran
6) terbuka dalam penyampaian maksud
7) bersikap profesional
8) berpikir positif

Meyakinkan Mitra bicara
I. Taktik Sugesti
II. Taktik Kompromi
III. Taktik Konsesus

Hal yang harus diperhatikan dalam menyanggah saat berdiskusi:
1. jangan memendang renadah pendapat orang lain
2. kemukakan sanggahan dengan kata-kata yang tidak menyakitkan hati
3. berikan alasan sanggahan dengan menunjukkan kelemahannya, kemukakan pertimbangan, perbaikan, dan 
    solusinya
4. kata-kata sanggahan harus sopan dan santuni


PARAFRASA

A.      Pengertian Parafrasa
Parafrasa adalah pengungkapan kembali satu tuturan bahasa ke bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali tersebut bermaksud menjelaskan makna yang tersembunyi.

B.      Cara Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti, mengembangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Gunakan sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.

C.       Memparafrasakan Puisi menjadi Prosa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi menjadi prosa, ialah :
  1. Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.
  2. Pahami isi kandungan puisi secara utuh.
  3. Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.
  4. Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri.
  5. Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
D.      Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa atau Cerita
Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama kita harus memperhatikan   
unsur berikut:
  1. Pahami setting atau latar cerita.
  2. Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.
  3. Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurung.

E.      Pola Penyajian Informasi Lisan
1.      Pola Contoh
Parafrasa dengan pola contoh dikembangkan memerinci atau memberikan ilustrasi untuk menjelaskan ide pokoknya.
Contoh:
Pohon pisang merupakan pohon yang banyak fungsinya. Selain buahnya, daun dan batangnya dapat dimanfaatkan. Daun pisang dapat digunakan untuk membungkus, sedangkan batangnya dimanfaatkan untuk membuat perhiasan dalam pernikahan.

2.      Pola Proses
Parafrasa diuraikan dalam bentuk proses, dengan memerinci cara kerja, langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan. Parafrasa dengan pola ini berbentuk uraian ekspositoris.
Contoh:
Berikut ini adalah proses pembuatan lumpia. Pertama, tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum. Kedua, masukkan daun bawang dan ayam cincang, masak selama kurang lebih tiga menit. Ketiga, masukkan jagung manis, jamur kancing, bayam, lada, gula pasir, dan bumbu penyedap secukupnya. Keempat, aduk sampai rata jagung dan bumbu-bumbu tersebut sampai layu. Terakhir, masukkan larutan maizena sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk kurang lebih lima menit dan sisihkan.

3.      Pola Sebab Akibat
Parafrasa dengan pola ini diawali dengan mengemukakan atau menggambarkan hal-hal yang menunjukkan sebab dan akhiri dengan suatu akibat.
Contoh:
Mencuci dengan sabun deterjen dapat memudarkan warna tekstil atau bahan pakaian. Memudarnya warna pakaian terlihat seperti lusuh dan usang. Pakaian lusuh tidak layak untuk dipakai. Akibatnya, banyak orang tidak menggunakan lagi sabun deterjen untuk mencuci pakaian.

4.      Pola Urutan/Kronologis
Parafrasa pola ini pemaparannya diuraikan berdasarkan urutan waktu dan rangkaian kejadiannya. Parafrasa pada pola urutan/kronologis bersifat narasi.
Contoh:
Saya mendengar suara kentongan, sepertinya itu pedagang bakmi lewat. Saya pergi keluar dan membuka pintu pagar, lalu memanggilnya. Ia berhenti. Pedagang itu seorang laki-laki. Dia bertanya, “Mau pesanberapa porsi?” Saya jawab “Satu porsi saja.” Kemudian, laki-laki itumenyiapkan bakmi sesuai pesanan saya. Setelah bakmi selesai dibuat,s aya memberikan uang lima ribu rupiah untuk membayar bakmi kepada pedagang keliling itu, kemudian saya masuk ke rumah, danpedagang berlalu dari depan rumah saya.

Membedakan Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda yang Baku dan yang Tidak Baku

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan lepas dari kegiatan menyimak. Apakah yang kamu simak sudah tepat? Bagaimana dengan lafal,tekanan, intonasi, dan jeda yang kamu simak? Setelah pembelajaran ini, kamu mampu membedakan semua itu.

LAFAL
Cara seseorang atau sekelompok orang mengucapkan bunyi bahasa disebut lafal atau pelafalan.
Lafal bercermin dalam bahasa lisan. Keberadaan lafal dipengaruhi oleh perbedaan konsonan dan vokal.
misal: tepat berbeda dengan cepat
            bapak berbeda dengan kapak 


TEKANAN 
Keras atau lunaknya bunyi ketika orang menyuarakan bunyi bahasa.
Dalam bahasa tulis, tekanan ditandai dengan garis bawah atau cetak miring, sedangkan bahasa lisan tekanan dapat dicermati dan berpengaruh pada perubahan makna.
misal: Saya membaca buku Bahasa Indonesia.
pada kalimat di atas yang ditekankan adalah kata "saya". kalimatnya mengandung pengertian bahwa pelaku yang membaca buku adalah saya, bukan yang lainnya.

INTONASI
lagu kalimat. Intonasi berisi rangkaian bunyi; keras lemahnya, tinggi rendahnya, dan cepat lambatnya bunyi bahasa.
misal:  (1) Apa maksudnya?
            (2) Kita harus rajin belajar.
            (3) Tutup pintunya!
            (4) "Besok pagi tugas ini harus selesai," kata kakak
dengan memperhatikan lagu kalimat, kita dapat menentukan intonasinya sebagai berikut:
           (1) naik
           (2) datar
           (3) naik
           (4) turun

JEDA
Hentian sesaat dalam ujaran disebut jeda. Jeda ini berfungsi membedakan makna.
misal: (1)  Kata adik, Ibu Ani guru yang baik.
           (2) kata adik ibu, Ani guru yang baik
kalimat (1) yang berkata Adik, yang pandai ibu Ani
              (2) yang berkata Ibu, yang pandai Ani

Langkah-langkah menyimak efektif:
1. semaklah wacana yang disajikan
2. buatlah catatan spesifik
3. cocokkan catatan
4. simpulkan
5. ungkapkan kembali

Fungsi ragam baku
1)  Pemersatu
2)  Pemberi kekhasan
3)  Pembawa kewibawaan
4)  Kerangka acuan

ciri ragam bahasa baku:
1. tidak dipengaruhi bahasa asing/ daerah
2. bukan merupakan ragam percakapan
3. pemakaian imbuhan yang tepat
4. tidak rancu/ tidak mengandung hiperkorek

contoh:

baku
tidak baku
dengan
mengapa
karier
syahdu
sama
ngapa
karir
sahdu



CERPEN


EKSTETIK  CINTA

Malam bagiku  adalah sesuatu yang mengajakku bercanda,  berfikir,  bernyanyi, bahkan membawaku menikmati langkah rembulan yang redup dikawal beribu bintang. Aku mengejarnya, mencari siapa sebenarnya dia. Apakah malam yang menyelimuti tubuh-tubuh semesta bagaikan badan yang terlindungi oleh pakaiannya? Serta apa pula sesungguhnya bintang-bintang yang tak lelah berkedip bagaikan mata agung yang tak pernah tidur?
      Sebagaimana malam yang baru kujalani, kususuri wilayah yang belum pernah kusinggahi sebelumnya. Malam itu, aku mengajak aku melihat diriku yang telanjang. Melihat aku bernyanyi dan berjalan di antara lorong-lorong yang tak pernah kuketahui. Di sana aku melihat sekilas bayang tentang hidup,p erilaku hidup , dan segala problemanya. Bayangan itu menyapaku, ”Hei, kau., siapa yang membawamu kemari?” 
“Yang membawaaku kemari adalah pribadiku. Bulan serta bintang yang mengawalku.”
 “Aku ingin mencari jawab, siapa yang mulai terlelap tidur didalam dunia mimpiku?”
“Bagaimana mungkin aku tak tahu, sebab dia  itu seorang yang telah membuat aku merasa gelisah.
                  Menurutku, ia dan aku sangat  erat. Ia dan aku mungkin teman. Tapi mungkin dia adalah aku, aku adalah dia. Seperti bunga dan wanginya, matahari dan panasnya. Namun, aku dan dia nampak berbeda, karena aku yang tak jelas apa maunya. Aku ibaratkan, aku seorang wanita dan dia seorang lelaki. Aku yang slalu berkehendak,ia yang membantuku dan dia tak pernah menyangkal permintaanku.
Kalau begitu, aku wanita yang bertindak sewenang-wenang dan otoriter?”
                  “Mungkin! Tapi aku keliru, aku memang seorang wanita, tetapi aku tidak otoriter. Bahkan aku selalu mengalah dan memberi kepuasan padanya.  Jika aku berhasil akan sesuatu, itu pun karenanya. Namun, aku merasa sedih dan ingin berlari dari kenyataan yang menyakitkan ini. Aku sedikit berterus terang tentang perasaanku padanya. Karena aku tak mau hidup dalam kedustaan, kemunafikan, dan tiada tanggung jawab.
       Sebelum aku jauh melangkah, aku ingin sekali bertanya padanya, ”Apakah aku yang ia cari selama ini?”
”Dan bagaimana pula hubungannya dengan wanita yang lalu?”
”Mengapa aku bertanya aneh-aneh dan mengintrogasi dia?”
Ia pun menjawab, “Pertanyaanmu sangat memusingkan, kuno, dan tak bermutu”.
“Apa benar-benar mencari dan menginginkanku?”, begitu katanya sambil menatapku.
Kujawab tanyanya dengan sungguh-sungguh, ”Iya”. Apapun yang aku cari di dalam dunianya, setiap wanita  juga mencarinya. Itu pasti dan aku yakin!